C.h.a.p.t.e.r..s.a.tu.

b.a.h.a.g.i.a.n..sa.t.u

Langit malam cerah dibanjiri taburan bintang cakerawala yang menyinar kerdipan cahayanya menumpang kegembiraan khabar kelahiran seorang puteri yang sekian lama dinanti rakyat bikma Eorus. Aurora menari bersama-sama nyanyian angin malam tanda menyambut kedatangan cahaya mata kepada Colonial Fillippo dan Madasia. Tujuh tahun penantian dan harapan akhirnya tertunai janji setia antara dua pasangan yang sudah sekian lama berkasih setia. Namun satu keajaiban berlaku menggemparkan seluruh Eorus tanda tertunainya janji Fillippo kepada si pendeta Nuja demi seorang puteri dan si putera tupai hitam.
Gunung Suro menjadi saksi akan janji Fillippo dan Madasia kepada Nuja.
“Fillippo, aku akan tunaikan permintaanmu menimang permata hati. Namun kau harus berjanji dan bersetuju dengan segala syarat yang aku putuskan”.
“Nuja, daku dan Madasia telah lama menanti kehadiran cahaya hidup kami. Usia ku mula meningkat tua, tahtaku perlu dicari ganti.”
“Hahaha, Fillippo. Kau hanya mementingkan tahtamu sebab itu kau datang padaku dengan hajatmu”
“Nuja, bukan begitu. Perebutan tahta pasti akan berlaku, senat yang ada masih tiada yang mampu memimpin Eorus melainkan Fillippo. Berikanlah daku peluang untuk bunting. Agar segala pergelutan terlerai bila lahirnya anakku nanti”
“Madasia, sanggupkah kau menghadapi segala dukaan setelah kau melahirkan anakmu nanti?”
“Nuja, kalau itu yang mampu membuat Eorus terus aman aku dan Madasia sanggup menerima segala syaratmu, sebutlah!”
“Fillippo, anggaplah ini satu ujian buatmu. Anakmu dilahirkan kembar seorang puteri dan seorang putera”
“Nuja, betulkah ini? Aku akan lahirkan anak kembar?”
“Madasia jangalah terlalu kau suka. Kerna puteramu akan terkena sumpahanku, si tupai hitam yang akan berkongsi satu denyutan jantung dengan puterimu”
Menitis deraian air mata Madasia mendengar sumpahan, namun tiada lagi jalan yang lain satu-satunya kebahagian Eorus terletak pada tangan mereka. Maka berjanji sumpah matilah Madasia dan Fillippo kepada Nuja. Kilat mula memancar sinarnya di lelangit gunung Suro tanda termeterai janji antara pendeta dan maharaja Eorus.